Heboh Ilmuan  Ciptakan Embrio Manusia Tanpa Sel Telur, Sperma dan Rahim Berikut Bambu Misterius 120 Tahun Sekali Hilang

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Embrio adalah tahap awal perkembangan kehidupan manusia yang dimulai dari saat pembuahan hingga sekitar delapan minggu kehamilan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu embrio, serta peran sel telur, sperma, dan rahim dalam proses ini.

Sel Telur (Ovum): Permulaan Kehidupan

Sel telur, atau ovum, adalah sel besar yang dihasilkan oleh wanita melalui proses yang disebut ovulasi. Ovulasi terjadi setiap bulan, biasanya di pertengahan siklus menstruasi. Sel telur adalah sel reproduksi wanita dan memiliki peran penting dalam pembuahan. Sel telur mengandung setengah dari materi genetik (DNA) yang diperlukan untuk membentuk embrio.

Ketika sel telur matang, ia akan bergerak melalui tuba falopi menuju rahim. Di sinilah pertemuan dengan sperma akan terjadi jika pembuahan terjadi.

 

Sperma: Pembawa Materi Genetik Pria

Sperma adalah sel reproduksi pria yang dihasilkan di testis. Sperma memiliki bentuk dan struktur khusus yang memungkinkannya untuk bergerak dengan cepat menuju sel telur yang telah matang. Sel sperma mengandung setengah dari materi genetik yang diperlukan untuk membentuk embrio.

Ketika seorang pria ejakulasi, ribuan sel sperma dilepaskan ke dalam vagina wanita. Dari ribuan sel sperma yang masuk, hanya satu sperma yang akan berhasil mencapai sel telur dan membuahiinya. Pembuahan ini adalah langkah awal dalam pembentukan embrio.

Rahim: Tempat Pertumbuhan Embrio

Rahim adalah organ dalam wanita yang memiliki peran penting dalam perkembangan embrio. Setelah sperma berhasil membuahi sel telur, embrio yang baru terbentuk akan mulai berkembang. Embrio ini akan berkembang menjadi blastosit, yang kemudian akan menempel di dinding rahim dalam proses yang disebut implantasi.

 

Selama beberapa minggu pertama, embrio akan terus berkembang di dalam rahim. Rahim menyediakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan embrio, termasuk nutrisi dan perlindungan yang diperlukan selama tahap awal perkembangan.

Seiring berjalannya waktu, embrio akan berkembang menjadi fetus dan terus tumbuh hingga mencapai tahap kelahiran. Semua tahap ini dalam perkembangan manusia dimulai dari embrio yang terbentuk setelah pembuahan sel telur oleh sperma.

Dapat disimpulkan embrio adalah tahap awal dalam perkembangan manusia yang dimulai dengan pembuahan sel telur oleh sperma. Sel telur dan sperma membawa setengah materi genetik yang diperlukan untuk membentuk embrio, sementara rahim menyediakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan embrio. Proses ini merupakan salah satu misteri paling menakjubkan dalam kehidupan manusia, di mana setiap tahap perkembangan memiliki peran penting dalam membentuk individu baru yang unik.

 

Ilmuan Israel

Seperti diketahui seiring  kemajuan teknologi, para ilmuan terus melakukan inovasi. Baru-baru ini dikabarkan bahwa tim dari Weizmann Institute of Science, Israel telah menciptakan model embrio manusia yang bertahan selama 14 hari, tanpa sel telur, sperma dan rahim.

Mereka mendemonstrasikan model lengkap embrio manusia menggunakan sel induk yang dikembangkan di dalam laboratorium. Mereka menghasilkan model menggunakan sel induk berpotensi majemuk yang tidak dimodifikasi secara genetik.

Ini adalah sel yang berpotensi berkembang menjadi berbagai jenis sel. Dan yang menariknya lagi adalah model yang dihasilkan ini meniru struktur 3D dan karakteristik utama dari embrio manusia, sebagaimana dihimpun dari Science Focus dilansir sindonews.com, pada Jumat (8/9/2023).

Ini merupakan yang pertama dalam ilmu pengetahuan, dalam perlombaan menciptakan model embrio manusia yang juga diikuti oleh Universitas Cambridge dan Institut Teknologi California. Model mencakup plasenta dan kantung kuning telur untuk memastikan pertumbuhan embrio sintetis.

Dalam penelitian, model embrio bahkan mengandung sel-sel yang membuat hormon terdeteksi melalui tes kehamilan untuk menentukan hasilnya. Saat tim melakukan tes kehamilan terhadap hormon sintetis tersebut, hasilnya positif, namun mereka hanya mengetahui sedikit tentang perkembangan awal embrio.

Tim ilmuwan juga menggarisbawahi bahwa meskipun model tersebut menyerupai embrio, namun itu bukanlah embrio sebenarnya. Mereka masih belum yakin berapa lama mereka akan bertahan jika dibiarkan berkembang lebih dari 14 hari.

Tim berharap temuan ini akan memfasilitasi penyelidikan lebih dalam mengenai perkembangan awal manusia, serta infertilitas dan pertumbuhan jaringan untuk transplantasi. 

Berbunga Setiap 120 Tahun

Ada yang menarik dari spesies bambu ini. Bambu henon hanya berbunga setiap 120 tahun sekali.

 

Spesies bambu yang tidak biasa ini memiliki nama latin Phyllostachys nigra var. henonis. Hanya berbunga sekali setiap 120 tahun, sebelum kemudian menghilang selama bertahun-tahun.

Hal ini membuat peneliti kebingungan karena tidak tahu mengetahui bagaimana tanaman bambu tersebut bisa beregenerasi.

Dengan perhitungan itu, bambu henon menurut peneliti paling dekat akan berbunga pada tahun 2028.

Akan tetapi, peneliti dari Universitas Hiroshima di Jepang memperhatikan beberapa spesimen bambu ini mulai berbunga lebih awal.

Momen ini memungkinkan para peneliti untuk mempelajari spesies misterius itu dan mengetahui lebih banyak tentang proses regenerasinya.

Dikutip dari Live Science yang dilansir kompas.com, , Rabu (13/9/2023), bambu henon diperkenalkan ke Jepang dari China pada abad kesembilan. 

 

Akan tetapi, catatan ilmiah mengenai proses regenerasi spesies bambu ini masih sedikit.

Peneliti menyebut interval pembungaan selama 120 tahun berdasarkan pada dokumen arsip abad kesembilan.

Menariknya lagi, bambu akan hilang segera setelah pembungaan sebelum berkembang kembali.

"Para ilmuwan 120 tahun yang lalu tidak mendeskripsikan pembungaan spesies ini dengan baik. Oleh karena itu, kita tidak tahu banyak tentang ekologi pembungaan dan proses regenerasi spesies bambu ini," ungkap Toshihiro Yamada, ahli biologi konservasi dan ekologi hutan di Universitas Hiroshima.

Peneliti sendiri mempelajari koloni spesimen bambu yang berbunga awal di Hiroshima pada tahun 2020.

Selanjutnya, mereka menemukan bahwa sedikitnya 80 persen batang yang mekar selama tiga tahun tidak menghasilkan biji.

Hingga akhir 2022, tidak ada batang bambu yang bertahan.

"Sehingga masih ada pertanyaan tentang bagaimana batang-batang (bambu) yang mati digantikan oleh generasi baru. Tampaknya regenerasi seksual tidak berhasil, karena spesies ini gagal menghasilkan benih," kata Yamada.

Yamada mengatakan, ada kemungkinan bambu tersebut beregenerasi di bawah tanah dan akhirnya tumbuh menjadi batang-batang baru.

Setelah batang terbentuk, bambu kemudian akan tumbuh subur untuk mengimbangi ketidakefisienan reproduksinya.

Proses regenerasi ini mungkin memakan waktu bertahun-tahun dan dapat menyebabkan hilangnya biomassa dalam jumlah besar.

Namun, spesies bambu ini menempati lahan yang sangat luas, sehingga berpotensi merusak ekosistem yang didukungnya.

Terlepas dari itu, bambu memiliki manfaat alami untuk mencegah erosi tanah dan pencegahan tanah longsor, serta vegetasi dan tutupan hutan.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai bambu henon, Yamada ingin mempelajari pembungaan dan regenerasi spesies bambu ini di wilayah asalnya di China sambil mengamati populasi bambu di Jepang.